Organisasiadalah sekelompok individu yang berinteraksi untuk mencapai tujuan
tertentu dalam suatu sistem kerja yang mempunyai kejelasan dalam
pembagian kerja atau peran. Organisasi memilki subsistem yang saling
berhubungan dan membutuhkan untuk menguatkan organisasi dalam mencapai
tujuan organisasi tersebut. Organisasi merupakan
sekumpulan orang yang bekerja bersama dalam suatu divisi untuk mencapai
tujuan bersama (Schermerhorn, dkk., 1997:9). Tujuan ini tidak saja untuk
organisasi itu sendiri melainkan juga untuk kepentingan masyarakat.
MAKALAH PANCASILA | ADMINISTRASI NEGARA | HUKUM ADMINISTRASI NEGARA | LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA | ILMU ADMINISTRASI NEGARA
Senin, 23 Juli 2012
ORGANISASI MERUPAKAN SISTEM TERBUKA
Organisasi
sebagai sistem terbuka adalah organisasi yang berinteraksi dengan
lingkungan dengan kata lain organisasi yang menerima sesuatu dari suatu
sistem dan melepaskannya kepada sistem yang lain. Organisasi
merupakan suatu sistem terbuka karena selalu berinteraksi dengan
lingkungannya. System terbuka adalah “sistem yang berhubungan dan
terpengaruh dengan lingkungan luarnya”. Sistem ini menerima masukan dan
menghasilkan keluaran untuk lingkungan luar atau subsistem yang lainnya,
sehingga harus memiliki sistem pengendalian yang baik. Lingkungan
dapat dilakukan dengan dua arah yaitu organisasi dipenuhi perubahan dan
sebaliknya lingkungan dipengaruhi oleh organisai. Adapun lingkungan
organisasi terdiri atas lingkungan mikro dan makro. Organisasi
sebagai sistem terbuka membutuhkan input dari lingkungan, dan akan
menjual produk ke lingkungan sekitarnya. Dalam menganalisis lingkungan,
kompleksitas lingkungan perlu diperhatikan. Kompleksitas lingkungan
merupakan estimasi besarnya problem dan kesempatan dalam lingkungan
organisasi. Kompleksitas ini dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu : tingkat
kekayaan, tingkat interdependensi, dan derajat ketidakpastian.
Kalau
sistem organisasi tertutup banyak berpengaruh pada administrasi negara,
maka sistem terbuka ini banyak mempunyai pengaruh pada administrasi
perusahaan. Walaupun pada akhir-akhir ini banyak perubahan terjadi bahwa
administrasi negara pun telah banyak menggunakan sistem terbuka ini.
Akan tetapi, pada awalnya sistem terbuka ini banyak mempengaruhi
organisasi-organisasi dan administrasi perusahaan. Seperti halnya model
tertutup, model terbuka ini pun banyak nama samarannya, misalnya seperti
Collegial, competitive, freemarket, informal, natural, dan organic. Demikian pula model sistem terbuka ini dapat dikelompokan dalam tiga aliran (school) seperti misalnya: Aliran Human Relation, Aliran Pengembangan Organisasi (Organizational Development), dan Aliran Organisasi sebagai sesuatu unit yang berfungsi di dalam lingkungannya.
Sistem
terbuka sebagaimana ditekankan pada aliran yang ketiga di atas,
mengutamakan adanya interaksi hubungan yang berkelangsungan dengan
lingkungannya. Dengan demikian, sistem ini akan mencapai suatu tingkat
dinamika tertentu atau keseimbangan dinamis. Sementara itu, sistem ini
masih mempunyai kemampuan yang berkelanjutan untuk melangsungkan kerja
dan melakukan transformasi ke pihak lain. Sistem ini mempunyai proses
putaran yang kontinu yang menyebabkan daya hidupnya berkelangsungan. Dan
organisasi dipandang sebagai hal yang dinamis yang senantiasa berubah,
bukannya sebagai mesin yang gerak operasinnya ajek, rutin, dan statis.
Bahan-bahan
masukan yang berasal dari lingkungan, diterima oleh sesuatu organisasi.
Kemudian organisasi tersebut memproses sebagai salah satu kegiatannya
untuk mencapai tujuan organisasi. Hasil pemrosesan ini dikirim dan
diterima oleh lingkungan baik berupa barang-barang atau jasa pelayanan.
Hasil ini dirasakan oleh masyarakat sebagai unsur lingkungan dari
organisasi tersebut. Dan lingkungan memberikan umpan balik kepada
organisasi. Umpan balik ini sebagai bahan masukan baru untuk diolah dan
diproses didalam organisasi. Dengan cara demikian organisasi mencapai
tingkat keseimbangan yang dinamis dengan lingkungannya. Karena ia
dirangsang untuk mendapatkan potensi baru guna melanjutkan kelangsungan
hidupnya.
Dalam
pengertian yang umum, sistem terbuka ini lebih menekankan saling
hubungan dan saling ketergantungan antara unsur-unsur oranisasi yang
bersifat sosial dan teknologi. Organisasi dipertimbangkan sebagai
serangkaian variabel yang saling berhubungan, di dalam hal-hal tertentu
berubahnya satu variabel akan menyebabkan berubahnya variabel lainnya.
Sistem sosial termasuk didalam organisasi formal diperlakukan sebagai
suatu sistem yang terbuka, karena sistem ini secara terus-menerus
melakukan transaksi dengan lingkungan luarnya. Selain itu, secara mutlak
sistem ini sangat tergantung dengan faktor sekelilinganya didalam usaha
mendapatkan sumber-sumber yang dibutuhkan untuk kelangsungan hidupnya.
Sistem organisasi terbuka seperti ini tidak hanya terbuka bagi
lingkungannya saja, akan tetapi terbuka pula bagi dirinya sendiri.
Itulah sebabnya Buckly menyebutnya sistem terbuka ini menyesuaikan pada
lingkungannya dengan cara melakukan perubahan-perubahan susunan dan
proses dari komponen-komponen di dalam organisasi itu sendiri.
Karakteristik
dari sitem terbuka ini menurut Burns dan Stalker merupakan kebalikan
dari 12 butir karakteristik dari sistem tertutup. Seperti misalnya:
1) Tugas-tugas yang tidak rutin berlangsung dalam kondisi-kondisi yang tidak stabil.
2) Pengetahuan
spesialisasi menyebar pada tugas-tugas pada umumnya. Berbeda dengan
sistem tertutup bahwa pemahaman dari spesialisasi tugas itu pengetahuan
spesialisasinya dimiliki oleh masing-masing orang yang barang kali hanya
bisa dipergunakam jika menguntungkan orang tersebut untuk mengatasi
berbagai tugas organisasi.
3) Hasil (atau apa yang bisa dikerjakan) diutamakan
4) Konflik di dalam organisasi diselesaikan dengan interaksi diantara teman sejawat.
5) Pencairan
pertanggungjawaban ditekankan. Dalam hal ini tugas-tugas yang bersifat
formal dikesampingkan untuk melibatkan semua anggota didalam memecahkan
persoalan-persoalan organisasi.
6) Rasa
pertanggungjawaban yang loyalitas seseorang adalah pada organisasi
secara keseluruhan, tidak hanya pada subunit organisasi yang telah
dibebankan kepada seseorang pejabat.
7) Organisasi dipandang sebagai struktur network yang merembes (fluiding network structure) (dalam hal ini organisasi dilihat sebagai amoeba).
8) Pengetahuan
atau informasi dapat berada dimana saja di dalam organisasi (misalnya,
setiap orang mengetahui sesuatu yang bergayutan dengan organisasinya.
Tidak semua orang termasuk kepala atau pimpinan dapat mengetahui semua
hal).
9) Interaksi di antara orang-orang di dalam organisasi cenderung bergerak secara horizontal, selancar geraknya interaksi vertikal.
10) Gaya
interaksi yang diarahkan untuk mencapai tujuan lebih berifat pemberian
saran disbandingkan dengan pemberian instruksi, dan disifati dengan
mitos setia kawan dengan mengesampingkan hubungan antara atasan-bawahan.
11) Hasil tugas dan pelaksanaan kerja yang baik diutamakan, bukannya menekankan pada loyalitas dan kepatuhan pada seseorang atasan.
12) Prestise ditentukan dari pihak luar (externalized)
misalnya kedudukan atau status seseorang di dalam organisasi sangat
ditentukan oleh kemampuan professional dan reputasi seseorang.
Karakteristik
ini seperti halnya karakteristik system tertutup merupakan tipe yang
ideal bagi sesuatu system organisasi. Pemahaman lebih lanjut dari sistem
terbuka ini seperti yang dikatakan oleh Nigro dan Nigro: “kerangka
dasar sistem ini memulai dari preposisi teori bahwa semua
organisasi-organisasi sosial memberikan peranan tertentu terhadap
karakteristik system ini”. Adapun karakteristik sistem terbuka menurut
Nigro sebagai berikut:
1) Secara ajek system terbuka ini mencari dan memerlukan sumber-sumber (inputs) dalam bentuk material dan kemanusiaan.
2) Organisasi mentransformasikan inputs
dalam bentuk hasil-hasi seperti barang-barang dan jasa pelayanan
melalui proses teknologi dan sosial. Proses ini sering kali dinamakan throughput.
3) Sistem
terbuka mengirimkan hasil produksinya ke pihak luar yakni
lingkungannya, dan hasil-hasilnya tersebut biasanya merupakan bahan
masukan bagi organisasi kelompok-kelompok dan atau individu-individu
lainnya.
4) Stuktur oganisai dikembangkan disekitar aktivitas-aktivitas yang telah mempola dalam bentuk yang ajek yakni dalam putaran input, throughput, dan output.
5) Organisasi
hidup dan menolak disorganisasi misalnya entropi, dengan mengembangkan
suatu mekanisme yang beragam untuk meneliti, menyimpan, dan
mengalokasikam sumber-sumber yang langka secara efisien.
6) Umpan
balik, dalam bentuk informasi mengenai keadaan lingkungannya,
pelaksanaan organisasi, dan aktivitas-aktivitas ke dalam, membuat system
terbuka memperhatikan tujuan-tujuan organisasi dengan mengontrol
aktivitas-aktivitas baik di dalam ataupun di luar organisasi.
7) Sistem
terbuka menginginkan adanya keseimbangan dan kestabilan antara
faktor-faktor di dalam ataupun di luar organisasi. Dan keseimbangan
tersebut dicapai lewat adaptasi terhadap perubahan-perubahan lingkungan
yang signifikan.
8) Setiap
waktu, pengembangan structural dan spesialisasi tugas merupakan
jawaban-jawaban umum yang sistematik dalam rangka mencari sumber-sumber
dan adaptasi. Dan struktur-struktur koordinasi dan pengendalian dalam
manajemen merupakan hal yang amat penting.
Kelemahan organisasi terbuka
Organisasi
dengan sistem terbuka menerima masukan tertentu, seperti bahan baku,
informasi, tenaga kerja, dan peralatan. Di sisi lain organisasi juga
menghasilkan produk yang dilepas, disalurkan dan diterima oleh sistem
lain. Proses ini berlangsung terus menerus tanpa ada hentinya. Jika
suatu organisasi gagal memperoleh masukan yang diperlukan dari sistem
lain dan jika keluarannya tidak diserap atau ditolak sistem lain maka,
organisasi lama-kelamaan akan hilang eksistensinya. Hal ini yang
kemudian membuat suatu organisasi atau industri bubar atau bangkrut.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan teman-teman bisa syaring dan memberikan komentar dari tulisan kami..... jika ada coretan yang salah atau kurang tepat bisa disyaringkan disini saya hanya manusia biasa yang baru belajar.. tanks